Home » » SEJARAH PUNK

SEJARAH PUNK

Written By Unknown on Minggu, 17 Agustus 2014 | 10.48

Punk merupakan sub-budaya yang lahir di
London, Inggris. Pada awalnya, kelompok
punk selalu dikacaukan oleh golongan
skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an , saat
punk merajalela di Amerika , golongan punk
dan skinhead seolah-olah menyatu, karena
mempunyai semangat yang sama. Namun,
Punk juga dapat berarti jenis musik atau
genre yang lahir di awal tahun 1970-an .
Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang
mencakup aspek sosial dan politik .
Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-
anak kelas pekerja ini dengan segera
merambah Amerika yang mengalami masalah
ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh
kemerosotan moral oleh para tokoh politik
yang memicu tingkat pengangguran dan
kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha
menyindir para penguasa dengan caranya
sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan
lirik yang sederhana namun terkadang kasar,
beat yang cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai
glue sniffer dan perusuh karena di Inggris
pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau
tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli
oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra
punk karena banyak dari mereka yang
berkeliaran di jalanan dan melakukan
berbagai tindak kriminal.
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang
dikenakan dan tingkah laku yang mereka
perlihatkan, seperti potongan rambut
mohawk ala suku indian , atau dipotong ala
feathercut dan diwarnai dengan warna-warna
yang terang, sepatu boots, rantai dan spike,
jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang
lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum
perusuh dan kriminal dari kelas rendah,
pemabuk berbahaya sehingga banyak yang
mengira bahwa orang yang berpenampilan
seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai
punker.
Punk juga merupakan sebuah gerakan
perlawanan anak muda yang berlandaskan
dari keyakinan we can do it ourselves .
Penilaian punk dalam melihat suatu masalah
dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang
bercerita tentang masalah politik, lingkungan
hidup, ekonomi, ideologi , sosial dan bahkan
masalah agama.
GAYA DAN HIDUP IDEOLOGI
Psikolog brilian asal Rusia, Pavel
Semenov, menyimpulkan bahwa manusia
memuaskan kelaparannya akan
pengetahuan dengan dua cara. Pertama,
melakukan penelitian terhadap
lingkungannya dan mengatur hasil
penelitian tersebut secara rasional
(sains). Kedua, mengatur ulang
lingkungan terdekatnya dengan tujuan
membuat sesuatu yang baru (seni).
Dengan definisi diatas, punk dapat
dikategorikan sebagai bagian dari dunia
kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para
pendahulu punk mirip dengan para pendahulu
gerakan seni avant-garde , yaitu dandanan
nyleneh, mengaburkan batas antara
idealisme seni dan kenyataan hidup,
memprovokasi audiens secara terang-
terangan, menggunakan para penampil
(performer ) berkualitas rendah dan
mereorganisasi (atau mendisorganisasi)
secara drastis kemapanan gaya hidup. Para
penganut awal kedua aliran tersebut juga
meyakini satu hal, bahwa hebohnya
penampilan (appearances ) harus disertai
dengan hebohnya pemikiran (ideas).
Punk selanjutnya berkembang sebagai buah
kekecewaan musisi rock kelas bawah
terhadap industri musik yang saat itu
didominasi musisi rock mapan, seperti The
Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley.
Musisi punk tidak memainkan nada-nada
rock teknik tinggi atau lagu cinta yang
menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk
lebih mirip teriakan protes demonstran
terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu
punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan,
dan kejenuhan berkompromi dengan hukum
jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar,
pengangguran serta represi aparat,
pemerintah dan figur penguasa terhadap
rakyat.
Akibatnya punk dicap sebagai musik rock
and roll aliran kiri, sehingga sering tidak
mendapat kesempatan untuk tampil di acara
televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman
pun enggan mengorbitkan mereka.
Gaya hidup ialah relatif tidak ada
seorangpun memiliki gaya hidup sama
dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata
"ideas" dan "logos" yang berarti buah pikiran
murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan
ideologi berkembang sesuai dengan tempat,
waktu dan situasi maka punk kalisari pada
saat ini mulai mengembangkan proyek "jor-
joran" yaitu manfaatkan media sebelum
media memanfaatkan kita. Dengan kata lain
punk berusaha membebaskan sesuatu yang
membelenggu pada zamannya masing-
masing.
PUNK DAN ANARKISME
Kegagalan Reaganomic dan kekalahan
Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di
tahun 1980-an turut memanaskan suhu
dunia punk pada saat itu. Band-band punk
gelombang kedua ( 1980 -1984 ), seperti Crass,
Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex
dan BGK dari Belanda , MDC dan Dead
Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum
punk menjadi pemendam jiwa pemberontak
(rebellious thinkers ) daripada sekadar pemuja
rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah
diusung oleh band-band punk gelombang
pertama (1972 - 1978 ), antara lain Sex Pistols
dan The Clash, dipandang sebagai satu-
satunya pilihan bagi mereka yang sudah
kehilangan kepercayaan terhadap otoritas
negara, masyarakat, maupun industri musik.
Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau
anarkisme digunakan oleh media massa
untuk menyatakan suatu tindakan perusakan,
perkelahian atau kekerasan massal. Padahal
menurut para pencetusnya, yaitu William
Godwin, Pierre-Joseph Proudhon , dan Mikhail
Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi
yang menghendaki terbentuknya masyarakat
tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara
adalah sebuah bentuk kediktatoran legal
yang harus diakhiri.
Negara menetapkan pemberlakuan hukum
dan peraturan yang sering kali bersifat
pemaksaan, sehingga membatasi warga
negara untuk memilih dan bertanggung jawab
atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis
berkeyakinan bila dominasi negara atas
rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan
kekayaan alam dan sumber daya manusia
akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat
mampu memenuhi kebutuhan hidupnya
sendiri tanpa campur tangan negara.
Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya
sebatas pengertian politik semata. Dalam
keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa
aturan pengekang, baik dari masyarakat
maupun perusahaan rekaman, karena mereka
bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan
perusahaan rekaman sesuai keinginan
mereka. Punk etika semacam inilah yang
lazim disebut DIY ( do it yourself/lakukan
sendiri ).
Keterlibatan kaum punk dalam ideologi
anarkisme ini akhirnya memberikan warna
baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri,
karena punk memiliki ke- khasan tersendiri
dalam gerakannya. Gerakan punk yang
mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim
disebut dengan gerakan Anarko-punk .
PUNK INDONESIA
Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk
di kota-kota besar di Indonesia seperti
Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang
merintis usaha rekaman dan distribusi
terbatas. Mereka membuat label rekaman
sendiri untuk menaungi band-band sealiran
sekaligus mendistribusikannya ke pasaran.
Kemudian usaha ini berkembang menjadi
semacam toko kecil yang lazim disebut
distro.
CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-
satunya barang dagangan. Mereka juga
memproduksi dan mendistribusikan t-shirt,
aksesori, buku dan majalah, poster, serta
jasa tindik ( piercing) dan tatoo. Seluruh
produk dijual terbatas dan dengan harga
yang amat terjangkau. Dalam kerangka
filosofi punk, distro adalah implementasi
perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak
muda pemuja Levi’s , Adidas, Nike, Calvin
Klein , dan barang bermerek luar negeri
lainnya.
SKINHEAD
Skinhead adalah suatu sub-budaya yang
lahir di London , Inggris pada akhir tahun
1960-an . Sekarang Skinhead sudah menyebar
ke seluruh belahan bumi. Nama Skinhead
merujuk kepada para pengikut budaya ini
yang rambutnya dipangkas botak. Sebelum
bermulanya era Skinhead, ada golongan
remaja yang dipanggil Mods yang menjadi
pemula kepada skinheads.
Meskipun Skinhead banyak diasosiasikan
dengan kelompok orang-orang yang rasis
dan Neo-Nazi , namun Skinhead yang
sebenarnya tidaklah Neo-Nazi, karena pada
awalnya Skinhead adalah kaum tertindas dari
kelas pekerja (utamanya buruh pelabuhan) di
London, Inggris. Skinhead juga bisa merujuk
kepada kepada kelompok orang (biasanya
remaja) yang merupakan fans musik Oi!/
streetpunk dan juga punk
SEJARAH
Skinhead merupakan subkultur yang bermula
di Inggris pada era ‘60-an, ketika Mods
sedang mengharubiru kaum muda Inggris.
Mods yang pada awalnya didominasi kaum
muda yang berasal dari kalangan menengah
ke atas kemudian mewabah dan menyentuh
setiap kalangan. Tidak terkecuali kalangan
pekerja alias working class. Para pemuda
dari kalangan tersebut meskipun harus
bekerja keras tiap hari, sebagian malah
sebagai buruh kasar atau buruh pelabuhan,
namun tetap memiliki cita rasa tinggi dalam
memilih life style tertentu. Mereka berusaha
mengadaptasi life style yang berkembang
dengan pola hidup, selera serta kemampuan
dompet.
Maka pada sekitar tahun 1965, dalam dunia
Mods dikenal pula istilah Smooth Mods
(Peacock Mods) yang terdiri dari kalangan
menengah stylish dengan pilihan kostum
yang mahal serta Hard Mods (lemonheads,
gang mods) yang terdiri dari kaum pekerja
dan merupakan cikal bakal dari Skinheads.
Hard mods kemudian baru dikenal sebagai
kaum Skinheads sekitar tahun 1968. Generasi
pelopor Skinheads tersebut biasanya disebut
Trads (Traditional Skinheads) atau Trojan
Skinheads, sesuai dengan nama label Trojan
Records.
PAKAIAN
Kaum Trads ini mudah dikenali dari setelan
seperti shirt button-up Ben Sherman, polo
Fred Perry, Bretel/suspender, celana jeans
semi ketat, monkey boots, jaket jeans, jaket
Harrington, V neck Sweater dls. Serta yang
terpenting adalah potongan rambut yang
pendek, berbeda dengan gaya rambut mods
pada umumnya. Pilihan akan jenis rambut
yang pendek ini lebih disebabkan alasan
kepraktisan. Terutama karena sebagian besar
lapangan pekerjaan yang tersedia tidak
membolehkan pekerja berambut gondrong
apalagi bergaya acak tidak beraturan. Selain
itu, potongan rambut pendek dianggap
sebagai keuntungan sewaktu harus
menghadapi kehidupan jalanan yang keras
ketika itu. Ada pula yang berpendapat bahwa
pilihan berambut pendek merupakan counter
terhadap life style kaum hippie yang
dianggap mewah dan juga sedang
berkembang pada masa tersebut. Lebih jauh
lagi, suatu kisah menceritakan bahwa pilihan
tersebut berasal dari kaum pekerja
pelabuhan, seperti di kota Liverpool, yang
memotong pendek rambut mereka untuk
menghindari kutu yang banyak terdapat di
sekitar pelabuhan.
MUSIK
Karena Skinhead sendiri pada dasarnya
adalah suatu subkultur bukannya sebuah
genre atau aliran musik, pilihan musiknya
pun bisa beragam.
Yang pertama tentunya adalah roots mereka
yang berasal dari Mods, para Trads pun pada
awalnya sangat terpengaruh musik R&B ala
Inggris seperti The Who, The Kinks, dan lain
sebagainya. Namun, mereka juga terinspirasi
oleh style ala Jamaican Rude Boy yang juga
populer di Inggris pada zaman itu. Rude Boy
atau Rudy merupakan sebutan untuk para
imigran Jamaika yang berkulit hitam
pencinta dansa dan musik asal mereka.
Hasilnya, para Trads pun sangat menggemari
musik Ska , Reggae , Rocksteady , Soul, dan
lain sebagainya. Sehingga terkadang seorang
Skinhead pun ikut menikmati alunan dari
seorang penyanyi soul seperti Aretha Franklin
misalnya.
Dari roots tersebut dapat ditelusuri bahwa
pada dasarnya Skinhead sama sekali tidak
identik dengan rasis. Sebagaimana pendapat
awam pada umumnya. Karena mereka pun
menikmati kultur dari masyarakat kulit hitam.
Bahkan, banyak juga Skinhead yang berkulit
hitam dan berwarna kulit lainnya.
RASISME
Mereka mendapat cap rasis pertama kali
ketika beberapa Skinhead terlibat clash
beberapa kali dengan imigran Pakistan dan
imigran dari Asia Selatan (mereka
menyebutnya Paki-Bashing) di Inggris pada
era ’60-an. Tindak kekerasan (yang tidak
bisa dibenarkan biar bagaimanapun) tersebut
dipicu oleh masalah pekerjaan. Para
Skinhead yang merupakan kaum pekerja
merasa lahan pekerjaan mereka semakin
sempit. Mereka terdesak oleh kedatangan
imigran yang bersedia dibayar lebih rendah.
Label rasis kemudian semakin melekat, salah
satunya setelah beberapa Skinhead
tergabung dan dihubungkan dalam
organisasi white power, National Front yang
terbentuk di awal ’70-an. Militansi dan
karakter Skinhead yang keras khas kaum
pekerja sempat membuat mereka dijadikan
alat maupun berbagai kepentingan politik.
Termasuk dihubungkan dengan paham Neo
Nazi. Meskipun sejarah maupun kenyataan
yang ada bisa menunjukkan fakta yang
berbeda.
Sama dengan nasib Mods leluhurnya, pamor
Skinhead sempat meredup di era ’70-an,
setelah sebelumnya mencapai puncak
popularitas mereka pada tahun 1969.
Mereka kemudian bangkit kembali,
bersamaan dengan kelahiran musik punk
pada sekitar tahun 1977
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. MUSIK - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger